Senin, 29 November 2010

Penggalan yang tak terselesaikan……



CHAPTER 1

Segenggam cinta ku tulis untuk kekasih yang paling ku rindukan…
Segenggam asa ku untai untuk sebuah masa kita berdua… selamanya….
Dan segenggam hati kkupersembahkan hanya untukmu… tercinta….
Yuph. Akhirnya selesai juga.  Tulisan ini akan aku kumpulkan dan ku serahkan padamu Ndy ketika kita menikah nanti.
Puisi-puisi ini untuk Andy, cowok yang sudah kupacari selama hampir 4 tahun. Aku terlalu mencintainya sehingga banyak banget puisi yang ku tulis tentang dia. Di laptop ini aja ada puluhan, apalagi di buku dan lembaran-lembaran lain yang entah tercecer kemana. Jika dia membacanya, pasti dia akan merasa menjadi lelaki yang paling bahagia karena cintaku yang begitu besar.
“Nina, belum tidur?” mama mengetuk pintu kamarku.
“Belum, ma. Ada apa ma?” sahutku sambil melangkah membukakan pintu untuk mama.
Mama masuk dan duduk di tepi ranjangku sambil memandangku yang kembali menekan tuts-tuts laptop, tapi tentu saja, bukan lagi puisi yang terpampang di layarnya. Aku sudah menggantinya dengan file skripsi ku yang gak kelar-kelar.
“Sudah malam Nin. Besok kan kamu harus kerja. Toh besok masih bisa di lanjut lagi kan….”
“tanggung ma, mau nyelesaikan bab 3 dulu.” Jawabku sambil tetap mengetik.
“Nin, apa kabar Andy?” deg! Sesaat aku menghentikan perminan jari-jariku di tuts laptop. Kenapa mama tiba-tiba menanyakan soal Andy.
“Baik ma…. Kenapa ma?” jawabku tanpa beraani memandang mama. Lalu kembali ku sibukkan jariku di laptop.
Mama terdiam sesat.
“Enggak… kamu yakin sama Andy?”
“Kenapa mama nanya gitu?”
“Mama lihat belakangan matamu sering sembab. Apa Andy sering menyakitimu?”
Darahku berdesir. Ya Tuhan, ternyata mama sering memperhatikan aku. Mama tahu kalau aku sering menangis gara-gara Andy. Mama memang orang yang sangat peka pada semua sikap anak-anaknya.
Tapi itu tidak berarti aku harus jujur pada mama bahwa Andy lagi yang telah membuatku menangis. Karena mama pasti tidak akan setuju jika aku melanjutkan hubunganku dengan Andy hingga ke jenjang pernikahan. Sementara akau cinta banget sama andy dan telah memaafkan kesalahan-kesaalahannya termasuk perselingkuhan yang aku temukan dalam hpnya, dimana dia berfoto mesra dengan seorang perempuan yang tidak aku kenal.
“Nin…” mama membuyarkaan lamunanku.
“Ah, bukan ma. Lagi pula biasa lah namanya juga orang pacaran, kadang ada sedihnya, ada masalah ma…. Andy gak nyakitin aku koq ma.” Kilahku.
“Mama tahu, pacaran memang kadang ada masalah nin. Tapi yang mama juga tahu, pacaran itu seharusnya bikin orang bahagia, bukan menangis ataupun sakit hati. Tidak seperti kamu dan andy. Mama perhatikan hampir setiap pagi matamu bengkak. Mama tahu, kamu pasti selalu menangisi Andy. Gak mungkin kan kalau kamu menangisi skripsi sampai kayak gitu.” Ulas mama paanjaang dan lebar.
Aku tersenyum.
“Ah, mama nih, ada-ada saja. Tapi bisa aja loh ma aku nangis gara-gara skripsiku yang gak kelar-kelar. Kan susah ma.”
Aku kembali menekan tuts di laptoku.
“Tapi kan gak segitunya Nin.”
Mama kembali menghela nafas panjang.
“Kalau mama boleh memberrikan saran, lebih baik kamu selesaikan aja hubungan kamu sama Andy. Mama tidak melihat adanya I’tikad baik dia pada kamu. Kamu ingat kan dulu dia pernah berjanji pada baak akan memberikan kepastian atas hubungan kalian, dan itu sudah 2 tahun yang lalu. Tpi nyatanya, sampai sekarang dia tidak pernah mengungkit masalah itu lagi.”
“Ma, mungkin andy belum sempat dating ke sini. Diakan sibuk, lagipula Samarinda itu jauh loh ma.”
“Pacaran koq sibuk terus. Lagian, kan dia bisa ngomong lewat telpon.”
“Yah, mungkin menuruutnya ngnomong lewat telpon jitu kurang sopan kali ma. Andy kan menghormati mama  sama bapak. Ah, sudah lah ma, kita suudzon aja sama andy.”
Mama terdiam. Ku tahu apa yang sedang mama pikirkan. Mama pasti tidak mau kalau anaknya ini tersakiti. Yeah, aku paham mama.
“Ya sudahlah, ini sudah malam. Sebaiknya kamu tidur. Tidak baik selalu begadang. “ mam mengakhiri obrolan kami dan keluar dari kamarkuk.
“Ya ma.”jawabku lalu menutup pintu kamar dan menguncinya rapat.
Lalu Ku tutup layar laptopku tanpa mematikannya. Entahlah, aku tiba-tiba merasa lelah. Segera saja aku baringkan tubbuhku di ranjang yang tidak terlalu empuk ini sambil berimajinasi kalaulah esok pagi andy dating dan melamarku, hehe.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar