Sumpah, I hate Monday. Hari senin selalu saja diburu-buru
waktu. Upacara yang membosankan, Kepala Sekolah yang mengerikan, ditambah pee r
matematika yang selalu berhasil membuatku berdiri fantastis di depan kelas.
Sama seperti senin-senin sebelumnya, Pak Bejo tersenyum
sinis menatapku di barisan siswa telat upacara. Kumis rimbunnya yang nyaris
menutupi kedua lubang hidung pun ikut bergerak-gerak seolah sedang
mengata-ngatai aku. Ok pak, hari ini aku pasrah di hukum jadi patung di
lapangan daripada harus ketemu pak Siswoyo Yudho Husodo di kelas yang siap
dengan Penggaris Matematikanya.
Baiklah, namaku Iqbal. Tepatnya Iqbal Rusliandi. Aku paling
lemah di Matematika, rasanya Matematika itu bagai jengkol, yang selalu
mengacaukan mood-ku saat mau tebar pesona di depan cherrybelle XI IPA.
Nah, pasti mau protes denger cherrybelle ada di kelas XI
IPA. Jadi gini, di kelasku mayoritas cewek-cewek smart n cute saringan dari
kelas X, terus wali kelas kami (Miss.Nina) terobseski pada grlband Cherrybelle.
Jadilah ia menyebut cewek-cewek XI IPA sebagai Cherrybelle. Maksa banget kan.
Ok, kembali ke tebar pesona. Aku naksir sama salah satu
anggota cherrybelle di kelasku. Namanya Rani, tuh cewek cute banget and smart
abisss. Apalagi senyumnya cuy, klepek-klepek dah. Dia paling jago matematika,
tengsin lah aku kalau mesti berdiri lagi di depan kelas sambil angkat kaki
sambil jewer kuping kanan kiri Cuma gara-gara gak ngerjain pee r Matematika.
Apa kata dunia? Iqbal Rusliandi yang kece abis ini, yang kata Miss Nani
imut-imut chubby gimana gitu ini, eh mesti keringetan di depan kelas disaksikan
oleh cherrybelle dan XO-IX (baca: X O nine)-sebutan untuk cowok-owok XI IPA
yang macho kayak ane, hehehehe.
“Iqbal!” Indra
pendengaran ane masih oke nih.
Sepertinya ada suara bidadari yang memanggil ane.
“Whats’up beibeh?” jawab ane ngasal tanpa menoleh kea rah si
empunya suara. Sok cool ceritanya.
“Semangat yaaa!” sahut suara itu lagi.
Toeeeeng! Sapa tuh. Refleks ane noleh, secara gitu
jarang-jarang ada yang nyemangatin ane kalau pas di hukum panas-panas gini.
Celingak-celinguk kanan kiri koq gak ada orangnya. Siapa ya
tadi? Koridor kelas sepi aja, taman di belakang ane kena hukum juga sepi aja,
bahkan rumputnya aja gak ada yang goyang. Kantor Guru juga sepi aja. Jadi,
siapa yang nyemangatin ane tadi yah. Kalau dari suaranya sih kayak suaranya
Rani (baca: ngarep). Tapi kok gak ada siapa-siapa.
Ih, horror. Brrr!
Teng teng. Bagus, udah ganti jam pelajaran. Berarti masa
hukuman ane habis.
Wuih, ada karung putih guede lagi jalan.Waaa.... gempa sepertinya!
Tepok! Jidat ane ditepok si karung.
"Heh, Iqbal! Kenapa melihat saya seperti itu? Memangnya saya monster! Cepat lepaskan tiang benderanya! Kamu pikir itu togkat!"
Hah? Ternyata itu pak kepsek. Bukannya tadi karung ya,,,, ampun deh, ada apa dengan GUE?
"Iqbal! Cepat lepaskan ting benderanya! Bisa roboh itu!"
Hah? Tiang bendera?
Toeeng! Ternyata ane dari tadi pegangan tiang bendera!
To be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar